
SUARAUMKM, Jakarta – Sesuai arahan Presiden bahwa Menteri Investasi tidak hanya fokus pada investor besar tetapi juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selain itu pemerintah juga mendorong kemitraan antara pengusaha besar dengan pengusaha lokal dan UMKM.
Demikian hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam Podcast Kabinet dan Sekretariat Kabinet (Podkabs) yang tayang pada Jumat (27/05) lalu di kanal YouTube Sekretariat Kabinet (Setkab).
“UMKM itu investor dan UMKM itu berkontribusi 60 persen terhadap GDP dan 99,6 persen dari total unit usaha,” ungkap Bahlil.
Lanjutnya, Bahlil menyatakan bahwa pihaknya terus konsisten dan berupaya keras mendorong realisasi investasi di tanah air.
“Menteri yang bekerja di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Jokowi tidak ada tidak kata gaspol, harus selalu gaspol. Karena begitu gasnya tidak pol, dia ketinggalan,” ujar Bahlil dalam keterangannya.
Bahlil pun mengungkapkan selain fokus pada UMKM, ada beberapa arahan Presiden RI Joko Widodo terkait investasi di tanah air.
Menurut Bahlil, investasi harus inklusif, tidak hanya terpusat di Pulau Jawa tetapi menyebar di seluruh provinsi di Indonesia.
“Investasi enggak boleh hanya di Jawa. Kita harus membangun Indonesia-sentris. Bangsa kita itu dari Sabang sampai Merauke, jangan ekonomi tumpu pada satu wilayah,” ujar Bahlil mengungkapkan arahan Presiden.
Selain itu, Bahlil juga mengugkapkan bahwa Presiden menekankan agar investasi yang masuk ke Indonesia harus berkualitas dan dapat mendorong terciptanya pusat pertumbuhan baru.
“Ciptakan kawasan-kawasan pertumbuhan ekonomi baru dan karena itu, ekonomi jangan dikuasai oleh satu kelompok tertentu saja. Harus merata,” ucap Menteri Investasi mengutip arahan Presiden.
Bahlil juga menyampaikan bahwa dirinya ditugasi Presiden untuk mengurai hambatan-hambatan yang ada dalam mewujudkan realisasi investasi di Indonesia.
“Bagaimana menerobos semua masalah-masalah yang selama ini menjadi problem antara lain perizinan yang lambat, termasuk kolaborasi antara pengusaha besar dan UMKM,” ujarnya sebagaimana dikutip dalam setkab.go.id pada Jumat (27/5) lalu.
Bahlil menegaskan bahwa investasi merupakan salah satu faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
“Investasi ini adalah hulu, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan negara, membuat nilai tambah, meningkatkan competitiveness kita, dan segala macam. Investasi ini punya kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional kita 31 persen,” pungkasnya.
Diketahui, sebagaimana pemberitaan Setkab.go.id, Jumat (27/5) Berdasarkan data dari Kementerian Investasi, realisasi investasi pada tahun 2021 mencapai Rp901,02 triliun. Capaian ini melampaui target yang diberikan Presiden Jokowi yaitu sebesar Rp900 triliun tepatnya 100,1 persen serta 104,8 persen dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang sebesar Rp858,5 triliun.
Berdasarkan sebaran wilayahnya, pada tahun 2021 realisasi investasi di luar Jawa lebih besar dibandingkan dengan Jawa. Total realisasi investasi di luar Jawa sepanjang tahun 2021 mencapai Rp468,2 triliun atau 52 persen, sementara, realisasi investasi di Jawa tercatat sebesar Rp432,8 triliun atau 48 persen.
Adapun capaian realisasi investasi pada triwulan I-2022 adalah sebesar Rp282,4 triliun atau lebih tinggi 28,5 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 serta meningkat 16,9 persen dibandingkan triwulan IV-2021. Capaian ini berkontribusi sebesar 23,5 persen dari target yang sebesar Rp1.200 triliun.
Pada periode tersebut, realisasi investasi di luar Pulau Jawa juga lebih besar dari Pulau Jawa yaitu Rp148,7 triliun berbanding Rp133,7 triliun. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2021, terjadi kenaikan investasi di luar Jawa sebesar 30,0 persen dan di Jawa sebesar 26,9 persen.