
SuaraUMKM, Jakarta – Tahun 2024 akan menjadi tahun yang menentukan dengan diselenggarakannya Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia. Meskipun berpotensi menimbulkan gejolak, tidak dapat dipungkiri bahwa perputaran uang di tahun politik akan sangat besar.
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan bahwa perputaran uang pada tahun politik 2024 diperkirakan mencapai angka yang luar biasa, yaitu sekitar Rp100 triliun.
Berbagai sektor usaha diprediksi akan mendapatkan bagian dari hasil transaksi yang melimpah pada tahun 2024, memberikan peluang keuntungan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Baca Juga : Masa Kampanye Berpotensi Tingkatkan Penjualan UMKM
Heinrich Vincent, Chief Executive Officer Bizhare, menekankan bahwa tahun 2024 merupakan tahun yang sangat penting bagi UMKM untuk mengikuti dinamika politik dan mengambil manfaat maksimal dari situasi ini.
“Memang betul, di tahun 2024 ini menjadi krusial untuk UMKM bisa mentekel ini (tahun politik) menjadi peluang (keuntungan),” tutur Vincent pada Rabu, 13 Desember 2023.
Secara umum, UMKM berpotensi mendapatkan peningkatan omset pada tahun 2024. Namun, ia lebih fokus pada tiga sektor UMKM yang dianggap akan memperoleh keuntungan besar dari tahun politik, yaitu sektor periklanan dan percetakan, sektor restoran, dan sektor penginapan.
“Berdasarkan pengalaman, akan ada peningkatan dari sisi printing (cetak) atau iklan. Karena ini akan digunakan untuk parpol dan pihak terkait untuk promosi. Printing itu akan meningkat di Q1 (awal tahun),” terang Vincent.
Baca Juga : Pegadaian Beri Kredit Rp10 Juta bagi UMKM, Ini Syaratnya
Vincent menambahkan, sektor yang bergerak di bidang hotel dan restoran memiliki potensi untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pertemuan seperti rapat atau diskusi yang diselenggarakan di tempat-tempat seperti hotel dan restoran, menjadikan bisnis di sektor ini semakin menjanjikan.
Meskipun tidak langsung terkait dengan aspek politik, Vincent mencatat bahwa akhir tahun merupakan waktu di mana banyak orang merencanakan liburan. Hal ini menciptakan peningkatan permintaan untuk bisnis di sektor penginapan.
“Di sini, mereka harus bisa tap in, tetapi juga harus punya kapasitas dana yang cukup. Dan kita (investor) bisa support dengan obligasi maupun sukuk,” pungkasnya.
Sumber : Infobank News