
SuaraUMKM, Jakarta – Kejahatan siber semakin merajalela di era digital, dengan target utama kali ini adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Adi Rusli, Country Manager Palo Alto Networks Indonesia, mengangkat isu ini dan mengingatkan bahwa masih banyak pelaku UMKM yang meremehkan pentingnya keamanan siber dan menganggapnya sebagai hal jangka pendek.
Hal ini, sebagaimana diungkapkan Adi Rusli, menjadi alasan mayoritas pelaku UMKM enggan untuk memperbarui kemampuan keamanan mereka, menjadikan mereka rentan terhadap serangan kejahatan siber. Terlebih lagi, UMKM memiliki peran penting dalam mendukung ekonomi di ASEAN, termasuk di Indonesia.
Baca Juga : Kejahatan Siber Targetkan UMKM Kian Marak, Begini Modusnya
Dalam konteks ini, Adi Rusli menegaskan pentingnya pelaku UMKM untuk meningkatkan kemampuan sistem keamanan mereka. Ini harus diiringi dengan strategi penanganan insiden yang dapat diterapkan, sebagai langkah awal dalam memperbaiki strategi keamanan secara menyeluruh.
“Selain itu, fokus yang lebih besar terhadap otomatisasi proses keamanan siber yang sudah dijalankan juga sangat penting untuk memupuk ketangguhan dan tingkat keyakinan untuk menghadapi serangan siber,” kata Adi di Jakarta, kemarin.
Palo Alto Networks, sebagai penyedia solusi keamanan siber terkemuka, baru-baru ini merilis laporan berjudul “State of Cybersecurity ASEAN 2023”. Laporan ini mengungkapkan bahwa keamanan siber telah menjadi prioritas utama bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Baca Juga : UMKM Rawan Terkena Kejahatan Siber, Amankan dengan Tips Ini
Laporan ini didasarkan pada survei daring yang dilakukan oleh Palo Alto pada bulan April 2023, yang melibatkan sekitar 500 pemimpin dan pengambil keputusan di bidang teknologi informasi dari lima industri utama di Asia Tenggara.
Industri-industri tersebut meliputi layanan jasa, sektor pemerintahan atau publik, telekomunikasi atau teknologi, transportasi dan logistik, serta manufaktur. Survei ini juga mencakup sekitar 100 responden dari berbagai negara di kawasan ASEAN seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Sumber : Republika