
Penulis : Wita Karmelita Rachman
SuaraUMKM, Jakarta – Pada Selasa, 19 November jam 09.00 di Ruang Pola Kecamatan Jagakarsa, telah berlangsung sebuah sosialisasi UMKM naik kelas yang diadakan oleh bank BSI dan dihadiri oleh para narasumber seperti Bapak Camat Jagakarsa diwakili oleh Subag Keuangan, Ibu Muslimah selaku Mentor UNDP, Bapak Didi selaku Manager Area BSI wilayah Saharjo, Bapak Nurjaman Sisco Pranajaya SH selaku Ketua Umum KSBI yang diwakili oleh Bapak Edy selaku Sekretaris Jendral KSBI.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Umum KSBI yang diwakili oleh bapak Edy selaku Sekjend KSBI.

KSBI atau Komunitas Sukses Berjamaah Indonesia merupakan wadah UMKM untuk berkolaborasi menuju sukses secara berjamaah. Dengan hadirnya KSBI diharapkan pelaku UMKM akan mendapatkan berbagai pelatihan dan pendampingan hingga mendapatkan modal usaha.
Sambutan oleh Camat Jagakarsa diwakili oleh ibu Dwiriani Kusumaningtias, ST selaku Kasubag Keuangan.
Selanjutnya motivasi usaha oleh ibu Muslimah selaku Mentor UNDP, pendamping UMKM, Coach, Motivator dan sebagai pelaku usaha Owner dari keripik singkong Canthir.
Beliau memotivasi para peserta untuk bisa maju dan selalu aktif dalam kegiatan kegiatan pelatihan dengan semangat tinggi yang ditunjukkan dengan duduk di depan dan mau berkenalan dengan peserta yang lain.
Berawal dari modal 50.000 rupiah dengan usaha yang gigih terus berjuang sampai hari ini usahanya sudah eksis, mendapatkan respon baik di masyarakat hingga diminati oleh luar negeri dan bersiap untuk ekspor.
Walaupun diawali dengan usaha yang sederhana dengan keterbatasan modal, tapi dengan kegigihan dan keuletan untuk terus berbagi ilmu dan dengan tulus menginspirasi banyak orang, justru beliau semakin berkembang dan dikenal luas di dalam negeri dari berbagai dinas dan menjadi pembicara di beberapa kota besar hingga menjadi narasumber di beberapa negara. Maka jangan takut untuk berbagi karena Allah telah menggantikan dengan yang lebih baik.

Sebagai penutup adalah paparan program BSI memberikan peluang kepada pelaku UMKM untuk meningkatkan produktivitasnya dengan fasilitas modal kerja oleh BSI tanpa jaminan diajukan secara kelompok atau grup.
Satu grup terdiri dari 7 orang yang saling kenal supaya bisa saling mengingatkan. Meski tanpa jaminan, dengan pengajuan satu grup, pola pinjaman yang digunakan adalah tanggung renteng. Sehingga apabila ada satu anggota yang terlambat atau mengalami kesulitan, maka anggota yang lain ikut patungan untuk menutupi angsuran salah satu anggota yang terlambat.