Kisah Sukses Lawe, Hasilkan Ratusan Juta dari Kain Tradisional

0
329
Memanfaatkan bahan dari kain tradisional, Lawe sukses meraup ratusan juta. (Lawe/dok.pribadi)
Memanfaatkan bahan dari kain tradisional, Lawe sukses meraup ratusan juta. (Lawe/dok.pribadi)

SuaraUMKM, Jakarta – Perkembangan dunia fashion di Indonesia semakin berkembang dan menunjukkan potensi yang luar biasa. Salah satunya adalah dengan hadirnya Lawe, sebuah community social enterprise yang memproduksi aksesoris fashion berbahan dasar kain tradisional Indonesia.

Berawal dari gagasan lima orang perempuan pencinta kain tradisional, Lawe berhasil merintis bisnis yang sukses dengan memanfaatkan kreativitas dan keterampilan perempuan dalam mengolah kain tradisional menjadi produk modern dan fungsional.

Didirikan pada tahun 2004, Lawe mulai memproduksi berbagai jenis aksesoris seperti tas, dompet, pakaian, dekorasi rumah, mainan lembut, dan banyak lagi dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp20.000 hingga Rp395.000.

Baca Juga : Kisah Pelaku UMKM Asal Jawa Timur Yang Berhasil Ubah Kain Perca Dan Dedaunan Jadi Ladang Uang

“Modal tak sampai Rp5 juta dari urunan 5 orang founder dan hampir semua dibelikan bahan baku untuk perkembangan produk pertama,” ujar Fitria Werdiningsih, Marketing and Communication Manager Lawe seperti yang dilansir oleh Kompas.

Berkat kemampuan dalam mengolah kain tradisional, mereka berhasil menciptakan produk aksesoris yang menarik perhatian banyak orang dan terbukti sukses dengan omzet mencapai Rp1,6 miliar sebelum pandemi Covid-19 dan sekitar Rp900 juta pada masa pandemi.

“Selama pandemi mengalami penurunan karena tidak ada event. Kuncinya, maju terus pantang menyerah dan kita tahu bahwa kita melakukan sesuatu yang baik,” ujar Fitria melanjutkan

Baca Juga : Rahasia Sukses Sukirno Bertahan di Tengah Persaingan Industri Kriya Kayu

Lawe memanfaatkan pameran untuk mempromosikan produk mereka. Dalam pameran tersebut, orang dapat melihat langsung produk yang dihasilkan oleh Lawe dan melakukan pembelian tidak hanya selama pameran saja. Pameran dimaksimalkan untuk mengatasi gagap teknolog. Ini menjadi cara yang cukup efektif.

BACA JUGA :  Akibat melonjaknya harga BBM membuat antrean panjang di SPBU cideng jakpus

Lawe mengambil tema edan-edanan yang terinspirasi dari tarian Jawa yang biasanya ditarikan oleh satu pasang orang yang berdandan seperti badut. Tema ini terbukti berhasil menarik perhatian dan minat banyak orang terhadap produk yang dihasilkan.

Meskipun kapasitas produksi Lawe belum terlalu besar, mereka tetap tidak menutup kemungkinan untuk mengekspor produk. Keuntungan yang didapatkan oleh penjualan produk-produk Lawe diwujudkan menjadi pelatihan-pelatihan gratis di Yogyakarta.

 

Sumber : Kompas

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini