
SuaraUMKM, Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan 30 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa mejeng di toko online tahun ini. Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Kemendag Rifan Ardianto mengungkapkan untuk mewujudkan ini dibutuhkan literasi digital dan pemanfaatan teknologi informasi.
Dia mengungkapkan dengan besarnya potensi pemanfaatan ekonomi digital di Indonesia, Kemendag terus membina pelaku usaha agar lebih berdaya saing, salah satunya dengan menyelenggarakan program Pengembangan Fasilitator Edukasi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.
“Program ini bertujuan untuk menghasilkan tenaga fasilitator edukasi niaga elektronik yang akan berperan membantu UMKM mengembangkan usahanya melalui platform niaga elektronik,” jelas Rifan Fasilitator Edukasi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik di Lampung, Kamis (2/3/2023).
Kali ini, Kemendag berkolaborasi dengan Gojek, Tokopedia, dan akademisi Universitas Lampung. Calon tenaga fasilitator dibekali dengan materi terkait dasar-dasar kewirausahaan, teknik penulisan digital, literasi keuangan, pemanfaatan search engine optimization (SEO), teknik digital marketing, teknik foto produk dan mekanisme ekspor secara konvensional dan online.
Tenaga fasilitator juga didampingi dan dipandu secara langsung dalam mempelajari materi mengenai proses onboarding di aplikasi Gojek dan Tokopedia. Selain itu, turut dilaksanakan kegiatan live shopping bersama Menteri Perdagangan untuk memperkenalkan produk UMKM unggulan Lampung melalui fitur Tokopedia Play di aplikasi Tokopedia.
“Melalui live shopping ini, kami ingin mempromosikan produk-produk unggulan UMKM Provinsi Lampung seperti Madu Suhita, Pisang Goreng Shamiya, Serum After Beaute, dan berbagai produk lainnya. Ke depannya kami berharap dapat terus memperkenalkan berbagai produk unggulan dari berbagai daerah yang dapat kita temukan di platform digital” ungkap Rifan.
Rifan menambahkan, perkembangan niaga elektronik di Indonesia diharapkan dapat dimanfaatkan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan masyarakat Indonesia, mengingat sektor niaga elektronik diprediksi dapat menjadi penggerak perekonomian nasional.
Pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2022, pertumbuhan penjualan secara online mencapai Rp 22,7 triliun atau naik 26% dibandingkan 2021. Penjualan produk lokal menyumbang nilai transaksi Rp 10 triliun, meningkat Rp 1,5 triliun atau 18% dari Harbolnas 2021.
“Salah satu poin penting yang perlu mendapat perhatian khusus dalam mengembangkan niaga elektronik adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian dan kemampuan di bidang teknologi informasi. Untuk membuat pelaku usaha perdagangan sadar teknologi, dibutuhkan fasilitator handal yang mampu berbagi ilmu dan pengalaman bermanfaat kepada UMKM di sekitarnya,” imbuh Rifan.
Rifan menjelaskan, tenaga fasilitator dapat berasal dari berbagai unsur seperti dari universitas, Badan Kewirausahaan Kampus, inkubator bisnis dan tech-startup, dan Komunitas Wirausaha Komunitas Bisnis. Ke depannya, dibutuhkan penguatan kerja sama dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengembangkan dan memanfaatkan tenaga fasilitator edukasi niaga elektronik dalam program pengembangan dan pemberdayaan UMKM di daerah.
“Metode pelatihan dengan memanfaatkan tenaga fasilitator untuk menjadi pendamping bagi UMKM lain di daerahnya, kami pandang dapat menjadi salah satu alternatif mengakselerasi digitalisasi UMKM di daerah dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi UMKM. Dengan pengalaman yang dimiliki para local champion ini, diharapkan materi digitalisasi yang diberikan oleh UMKM lebih aplikatif dan menjangkau lebih banyak UMKM di daerah lainnya,” tambah Rifan.
Sumber Informasi : Detik.com