Pabrik Pengalengan Kepri Jadi Solusi Bagi UMKM Menembus Ekspor

0
237
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mencoba salah satu makanan kaleng produksi UMKM. Foto : Kompas/Pandu Wiyoga
Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mencoba salah satu makanan kaleng produksi UMKM. Foto : Kompas/Pandu Wiyoga

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tengah menggenjot kampanye untuk mendorong pelaku UMKM memanfaatkan pabrik pengalengan demi mengembangkan bisnis dan membuka peluang pasar ekspor yang lebih luas. Produk yang diunggulkan adalah makanan kaleng berbahan dasar ikan.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memfasilitasi UMKM dengan bantuan Rp 1 miliar untuk mendirikan pabrik sterilisasi makanan. Hal ini merupakan komitmen Pemprov Kepri untuk mendorong pelaku UMKM menembus pasar ekspor. Saat ini ekspor makanan kaleng memang menjadi primadona Kepulauan Riau.

Baca Juga : Pemkab Natuna Gandeng IPB Untuk Berkolaborasi Tingkatkan Kualitas Produk Unggulan Pelaku UMKM Lokal

Pabrik sterilisasi atau pengalengan makanan pertama di Kepri ini dikelola Koperasi UMKM Rumah Bungkus Radja Isha di Batam. Koperasi ini memiliki anggota 20 kelompok. Sejak 2017, mereka telah berpengalaman memasarkan produk makanan, antara lain sambal pecel dan berbagai jenis keripik, ke Singapura.

Menurut Gubernur Kepulauan Kepri, Ansar Ahmad, UMKM di kota/kabupaten dapat bergabung dengan catatan produk makanannya bervariasi. “Terpenting, rasa dan mutu produknya juga harus terjaga karena ini untuk keperluan pasar ekspor,” kata Ansar sebagaimana dilansir oleh Kompas.

Pabrik pengalengan ini menurut rencana akan memproduksi lima jenis makanan kaleng, yakni ikan daun kari, ikan asam pedas, sambal teri tanak, ayam pecak, dan rendang jamur. Produk-produk ini nantinya akan diekspor ke Singapura. Namun, produk baru dapat diproduksi setelah nomor izin edar (NIE) diberikan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Baca Juga : Puluhan Pelaku UMKM Di Karimun, Kepulauan Riau Diberikan Pemahaman Seputar Dunia Usaha Dan Teknik Dalam Meningkatkan Produk

Menurut Ketua Koperasi UMKM Rumah Bungkus Radja Isha, Rachmayanti Dewi dirinya masih membutuhan dokumen lain untuk ekspor. Dokumen yang dimaksud seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) dan ISO 22000. Ekspor pun baru mulai dilakukan pada Oktober 2023. Nilai ekspor dalam satu bulan diperkirakan Rp 500 juta hingga mencapai Rp 2,7 miliar.

BACA JUGA :  Menjelang Ajang Pemilu 2024 Pelaku UMKM Dibidang Percetakan Mulai Kebanjiran Pesanan

Kampanye Hal ini tentunya akan berdampak baik untuk mengembangkan sektor ekonomi di daerah tersebut. Selain itu, kampanye ini juga dapat membuka peluang bisnis baru bagi masyarakat. UMKM di Kepri diharapkan dapat memperluas pangsa pasar dan meningkatkan daya saing produknya di pasar global.

Sumber Informasi : Kompas.Id

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini