
Penulis: Muhammad Farid – Dosen President University, Indonesia.
Pandemi Covid-19 belum dinyatakan usai oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Akan tetapi, data tentang tambahan kasus baru positif Covid-19 di Indonesia menunjukkan bahwa penyebaran Covid-19 sudah semakin terkendali. Sebagai perbandingan, penambahan kasus baru Covid-19 pada 23 Februari 2022 mencapai 61.488 kasus; sedangkan pada 31 Mei 2022, angka penambahan kasus baru menurun hingga 340 kasus.
Bukan sekedar angka-angka, data itu juga merupakan sinyal bahwa sudah saatnya Indonesia melakukan pemulihan atau recovery dalam segala bidang setelah dilanda pandemi selama lebih dari dua tahun.
Salah satu sektor yang terkena dampak serius dari pandemi Covid-19 adalah usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM. Siaran pers dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (28/4/2021) menyebutkan bahwa menurut Katadata Insight Center (KIC), UMKM yang terkena dampak negatif pandemi Covid-19 mencapai 82,9% dari 64,19 juta UMKM.
Data ini tentu memprihatinkan, terutama jika dihubungkan dengan statistik kontribusi UMKM bagi perekonomian Indonesia. Seperti dikutip oleh idxchannel.com (30/5/2022), Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan bahwa sektor UMKM menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, Kemenkop UKM mengungkapkan bahwa hingga Maret 2021, sektor UMKM menyumbang sebesar Rp8.573,89 triliun atau sekitar 61,07% kepada pendapatan bruto domestik (PDB) Indonesia.
Itu sebabnya, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kebangkitan UMKM akan berpengaruh pada kebangkitan ekonomi Indonesia. Mengingat besarnya dampak negatif Covid-19, kebangkitan UMKM membutuhkan suatu langkah strategis dengan tidak hanya memberi suntikan dana. UMKM perlu diberi ruang untuk tampil, mengaktualisasi diri, serta sasana atau wahana untuk mengembangkan diri, maupun untuk beradaptasi dengan perkembangan pasar tidak hanya di level lokal, nasional, tetapi juga di tingkat internasional.
Adalah berita menggembirakan bahwa sektor UMKM terlibat di berbagai event internasional di Indonesia, salahsatunya di ajang otomotif dunia Moto GP di Sirkuit Mandalika, Lombok pada bulan Maret 2022 lalu.
Event itu tentu saja menjadi ajang yang sangat berharga bagi UMKM. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan bahwa rata-rata sektor UMKM yang ikut ambil bagian pada perhelatan pada 18-20 Maret 2022 tersebut mengalami peningkatan pendapatan antara Rp5 juta-Rp50 juta (kemenparekraf.go.id, 30/5/202).
Lebih lanjut, Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Uno juga berharap agar kesuksesan event tersebut menjadi motivasi bagi penyelenggaraan ajang Formula E di Ancol, Jakarta pada 4 Juni 2022 mendatang.
Serupa dengan ajang Moto GP, momen Formula E akan memberi ruang aktualisasi diri bagi UMKM. Rencananya, tidak kurang dari 200 pelaku UMKM akan mendapat tempat gratis untuk menjual produknya di sekitar area balap Formula E.
Momen ini tentu saja memberi peluang bagi pelaku UMKM untuk menambah pundi-pundi pendapatan. Akan tetapi, ada hal yang tentunya jauh lebih berharga bagi sektor UMKM, yaitu kesempatan untuk terekspos di ajang internasional. Bertolak dari pemikiran itu, Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta dan Organizing Comittee Jakarta E-Prix 2022 memberi pembekalan bagi pelaku UMKM yang akan ambil bagian di sela-sela perhelatan itu. Pembekalan itu sendiri mencakup hospitality, F&B management, serta pengelolaan limbah dengan standar internasional.
Dengan demikian, lebih dari sekedar pendapatan uang, pelaku UMKM mendapatkan sesuatu yang sangat berharga, yaitu aktualisasi diri dan pengalaman. Acara seperti Formula E atau event internasional lainnya hanya berlangsung beberapa hari; akan tetapi multiplier effect bagi perkembangan UMKM akan terus berlanjut, terutama dalam melakukan up grade untuk menyesuaikan dengan tantangan dan kesempatan pasar yang terus berubah dan dinamis.
Inilah saatnya publik yang akan datang ke arena Formula E menjajal produk UMKM.
Tulisan merupakan pandangan pribadi penulis, dan tidak mewakili pandangan institusi.