
SuaraUMKM, Jakarta – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menjajaki peluang kerja sama yang saling menguntungkan dengan organisasi Developing 8 (D-8), sebuah kelompok yang terdiri dari delapan negara berkembang. Fokus utama dari kerja sama ini adalah untuk meningkatkan kapasitas usaha koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Ini sangat baik untuk kita tindak lanjuti. Karena ini akan memberikan banyak manfaat bagi negara anggota D-8. Masing-masing negara mempunyai keunggulan dan potensi,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim di Jakarta, Rabu, 22 November 2023.
Arif menjelaskan bahwa D-8 mencakup delapan negara berkembang yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dan memiliki tujuan untuk mempererat kerja sama dalam hal pembangunan. Delapan anggota D-8 tersebut adalah Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Turki.
Baca Juga : Dorong UMKM Go Global, BRI Gelar UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023
D-8 berharap bahwa kerja sama dengan Indonesia akan memberikan manfaat besar, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pelaku UMKM dan koperasi di negara-negara anggota D-8. Arif menuturkan bahwa saat ini Indonesia sedang aktif meningkatkan kapasitas pelaku UMKM dan koperasi di dalam negeri.
“Kami memiliki beberapa program prioritas. Untuk usaha mikro kami memperkuat legalitas usaha, UKM memperkuat rantai pasok, sedangkan koperasi kami dorong untuk menjadi koperasi modern dan untuk wirausaha, kami menargetkan terciptanya satu juta wirausaha baru,” ujarnya.
Maka dari itu, Arif menekankan pentingnya pertukaran informasi dan pengetahuan dalam kerja sama dengan organisasi D-8. Menurutnya, setiap negara memiliki pengalaman berharga dalam menerapkan kebijakan yang mendukung sektor UMKM dan koperasi.
“Menjadi penting dalam hal ini untuk sharing knowledge, bertukar informasi untuk memajukan UMKM dan koperasi bagi para negara anggota D-8. Saya meyakini masing-masing negara punya pengalaman yang sangat baik dalam mengimplementasikan kebijakan,” tuturnya.
Baca Juga : Mayoritas Koperasi dan UMKM Masih Terpusat di Jawa
Sekretaris Jenderal D-8, Isiaka Abdulqadir Imam, juga menegaskan bahwa fokus organisasinya adalah pada pengembangan UMKM, melibatkan seluruh anggota D-8, termasuk Indonesia.
“UMKM memiliki peranan penting dalam pengembangan ekonomi di seluruh negara D-8. Bahkan di Indonesia, 99 persen pelaku usaha didominasi pelaku UMKM. Saya menyambut baik untuk segera menyelenggarakan pertemuan pertama pada 2025,” katanya.
Imam juga menargetkan bahwa pada tahun 2030, perdagangan produk UMKM antarnegara D-8 dan di pasar global dapat menyentuh angka US$500 miliar.
“Pengembangan UMKM pada anggota D-8 menjadi sektor yang penting untuk ditingkatkan dan ini menjadi penting untuk menyejahterakan masyarakat,” jelas Isiaka.
Sumber : Medcom