
SuaraUMKM, Jakarta – Arsjad Rasjid, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, menilai arus mudik Lebaran tahun ini memberikan dampak yang signifikan bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Jumlah pemudik tahun ini diperkirakan mencapai 123,8 juta orang, sehingga menjadi salah satu arus mudik terpadat dalam beberapa tahun terakhir.
Arsjad menyebutkan bahwa ini merupakan berkah bagi pengusaha UMKM di daerah, karena masyarakat bisa merasakan euforia mudik tanpa adanya pembatasan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga : Jumlah Pemudik Melonjak, Keuntungan UMKM Berpotensi Naik 50 Persen
Arsjad meyakini bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi arus mudik yang padat. Di samping itu, Arsjad juga berpendapat bahwa arus mudik dapat memberikan potensi untuk meningkatkan perputaran ekonomi di daerah tujuan mudik.
“Dengan adanya momen mudik tahun ini, maka akan terjadi redistribusi uang dari kota ke daerah-daerah yang menjadi tujuan pemudik,” ujar Arsjad melalui keterangan resmi pada Minggu, 23 April 2023.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memproyeksikan adanya peningkatan perputaran ekonomi di daerah tujuan mudik pada tahun 2023 ini, terutama pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Proyeksi tersebut mencapai dua kali lipat dari tahun sebelumnya, dengan angka mencapai Rp150 triliun.
“Saya mendorong agar para pemudik dapat menghabiskan uang mereka pada sektor ritel dan membeli produk khas dari UMKM di daerah tujuan mudik. Momentum ini harus dimanfaatkan agar UMKM semakin mampu bersaing dan naik kelas,” tambah Arsjad.
Baca Juga : Omzet UMKM di Rest Area Tol Jagorawi Naik Saat Mudik Lebaran
Sebagai Ketua ASEAN-Business Advisory Council, Arsjad juga menyampaikan bahwa pada era digital saat ini, tidak akan ada lagi hambatan bagi masyarakat dan pelaku UMKM untuk melakukan transaksi.
“Sudah ada berbagai cara untuk melakukan transaksi, salah satunya melalui QR code. Hanya dengan satu kali scan barcode, transaksi akan berlangsung lebih mudah bagi para pemudik,” jelasnya.
Transaksi melalui QR code telah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia dengan menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Data menunjukkan bahwa sudah ada 28,75 juta pengguna QRIS yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
Sumber : Medcom.id