
SuaraUMKM, Jakarta – Pandemi Covid-19 tidak menghalangi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Provinsi Banten untuk terus berkembang. Bahkan sejumlah produk UMKM dari Tanah Jawara ini berhasil ekspor selama pandemi Covid-19.
Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai Provinsi Banten Rahmat Subagio menyebutkan, produk parfum UMKM di Banten telah tembus pasar Timur Tengah dan Papua Nugini. Adapun beberapa UMKM produk makanan ekspor ke Hongkong.
Hari ini Rahmat membuka pameran hasil kolaborasi Kementerian Keuangan Wilayah Banten dengan PT Trans Retail Indonesia itu. Sebanyak 40 UMKM ambil bagian dalam pameran yang bertema ‘UMKM Expo naik kelas, ekonomi tancap gas’.
“Beberapa sudah ekspor. Ada parfum, kerajinan dan makanan,” kata Rahmat Subagio di Transmart Graha Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis 15 Desember 2022.
UMKM Expo dengan produk rumahan itu diikuti 40 pelaku UMKM bergerak dalam bidang kerajinan tangan, kuliner, dan fashion. Pameran berlangsung hingga 25 Desember 2022.
Menurut dia, proses produk UMKM Banten bisa tembus ke pasar internasional itu tidak mudah. “Perlu kolaborasi dan kerjasama banyak pihak,” ujarnya. Rahmat mengatakan, kebijakan pemerintah melalui Kementerian Keuangan yang kemudian dikembangkan oleh Kantor Bea Cukai daerah untuk melakukan pembinaan pada pelaku UMKM.
Pemerintah, kata dia, terus mendorong agar UMKM bisa ekspor sebagai langkah percepatan kebangkitan ekonomi mikro. “Kami melakukan pembinaan gabungan dengan instansi pemerintah lainnya. Karena dengan gabungan ini hasilnya lebih maksimal,”kata Rahmat.
Rahmat mengungkapkan, Kantor Wilayah Bea Cukai Banten ikut mendukung produk UMKM agar bisa ekspor. “Perwakilan Indonesia di Luar Negeri (Atase) kami undang, selanjutnya mengkoordinasikan dengan buyer dan mempertemukan UMKM yang di sana,” kata Rahmat.
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Banten Nuning S. R. Wulandari menyatakan dampak pandemi COVID-19 menggoyahkan perekonomian baik mulai dari lingkup sederhana yaitu keluarga dan lingkup yang lebih luas yaitu perekonomian negara.
Dalam pembukaan UMKM Expo Nuning mengatakan ekonomi kreatif berperan penting bagi ekonomi nasional pun banyak yang mengalami kegagalan atau collaps. Di saat ekonomi negara terganggu karena pandemi COVID-19, UMKM lah yang berperan penting untuk menstabilkan kondisi, untuk itu UMKM harus terus didorong agar tetap bisa berjalan menjadi motor penggerak ekonomi negara.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,19 juta dengan memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,97 persen atau senilai Rp. 8.573,89 triliun dan mampu menyerap tenaga kerja dunia usaha sebanyak 117 juta pekerja atau 97 persen.
Pemerintah kata Nuning telah meluncurkan sejumlah program dukungan dan pemberdayaan kepada UMKM baik dalam bentuk insentif dukungan bagi UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), kredit usaha, subsidi bunga, dan penjaminan kredit modal.
Dukungan dan pemberdayaan yang dilakukan Pemerintah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, pada akhir tahun 2021. Kontribusi ekspor UMKM meningkat dari 14,37 persen pada tahun 2020 menjadi 15,69 persen pada tahun 2021.
“Yang lebih menggembirakan para pelaku UMKM kini mulai memanfaatkan teknologi digital untuk mengelola bisnisnya sebagai dampak positif selama pandemi Covid-19,”ujar Nuning.
Bahkan, teknologi digital dapat menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, salah satunya adalah perubahan metode penjualan dengan menggunakan QRIS mengubah secara drastis perilaku transaksi agen ekonomi dan pada akhirnya akan mempengaruhi perekonomian sektor UMKM, khususnya di Banten.
Vice President Corporate Communications PT. Trans Retail Indonesia, Satria Hamid mengatakan sebagai sebuah perusahaan milik anak bangsa, Transmart selama ini turut berperan dalam menjaga keberlangsungan UMKM di Indonesia dengan menyediakan tempat di dalam gerai – gerainya yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Ini untuk mempromosikan hasil – hasil produksi UMKM sesuai dengan kearifan lokal kedaerahan yang berada di sekitar lokasi gerai,”kata Satria.
Salah satu peserta UMKM Expo adalah produk olahan bumbu rendang matang siap saji yang diberi label Dadak Black Rendang Tek Noeni milik Yuniarti. Menurut penjaga stand pameran Candra, Yuniarti telah memulai usaha pembuatan rendang sejak 35 tahun lalu. “Pas pandemi membuka mie ayam di garasi rumahnya di Tangsel, ibu sebelumnya membuka usaha di Bali,”kata Candra.
Selanjutnya kata Candra sang bos ikut pembinaan UMKM Sinar Mas dan jadilah produk olahan bumbu rendang tanpa pengawet. Bahkan bumbu rendang ini bisa untuk lumuran daging, tempe mauoun sandwich.”Anti gagal dan semudah membuat mie instan,”kata Candra promosi.
Sumber Informasi : Tempo.co