spot_img

Cara memperkuat posisi UMKM dengan memperkuat ekosistem dan distribusi pasar

Cara memperkuat posisi UMKM dengan memperkuat ekosistem dan distribusi pasar, sumber : istimewa

SuaraUMKM, Jakarta – Memperkuat posisi UMKM di era sekarang tidak cukup hanya dengan pelatihan, pemberdayaan serta mendekatkan akses digital kepada para pelaku usaha ini guna menunjang pemasaran produknya.

Namun memperkuat ekosistem pasar dan distribusi juga penting dilakukan agar UMKM memiliki kemampuan untuk bertahan bahkan mendorong pasar yang lebih luas bagi produk- produknya.

Hal ini terungkap dalam diskusi panel bertajuk ‘Akses Digital Siapa yang Diuntungkan? Apakah Benar untuk UMKM Naik Kelas’ sekaligus launching website official serabutnusa.com, yang digelar di Ungaran, Kabupaten Semarang, Sabtu (1/9).

Inisiator marketplace Serabut Nusa, Dimas Herdi Utomo mengungkapkan, dalam menjawab tantangan era digital, di Jawa Tengah setidaknya sudah ada 17 daerah yang telah memiliki marketplace lokal.

“Namun sampai dengan hari ini tak satupun dari 17 marketplace tersebut yang aktif dalam memberdayakan UMKM,” ungkapnya.
Contoh lainnya, jelas Dimas, mengapa produk – produk UMKM di Kabupaten Semarang belum terkenal meski telah merambah platform marketplace atau memanfaatkan fasilitas pemasaran digital.

Hal ini karena memang pasar dan ekosistemnya tidak diciptakan, tetapi selama ini stakeholder UMKM lebih fokus pada persoalan pemberdayaan dan program – program pelatihan saja.

Hal yang menurutnya ‘salah kaprah’ adalah masih banyaknya anggapan bahwa dalam konteks digitalisasi UMKM harus ada di platform – platform belanja online atau di Instagram atau media sosial lainnya.

Padahal tidak demikian, karena dalam proses produksi pun sebenarnya juga ada aspek digitalisasi, misalnya paham perbankan atau dia punya catatan pembukaan yang terarsipkan dengan baik.

Bahkan masih banyak yang lupa jika legalitas usaha juga penting. “Artinya sehebat apapun akses digitalnya, kalau produknya tidak punya PIRT tidak akan bisa masuk ke platform apapun. Ketika produk makanan belum punya logo halal, ya restoran tidak akan menerima,” tegasnya.

BACA JUGA :  100 UMKM Riau Ikuti Pelatihan SIAPIK yang Diadakan Bank Indonesia

Berangkat dari problem inilah, patform marketplace ‘Serabut Nusa’ hadir sebagai solusi. Karena platform marketplace ini sekaligus sebagai pemberdayaan dengan menciptakan sisi supply dan demand-nya.

Platform ini akan menggarap dari sisi demand-nya. Tetapi ketika Supply yang meliputi proses pelatihan, kurasi produk digabungkan dengan dinas terkait seperti perizinan dan lainnya akan menjadi sebuah produk yang berkualitas dan pasarnya menjadi semakin luas.

“Sejauh ini sudah ada 78 UMKM di Jawa Tengah yang terdaftar di Serabut Nusa, tetapi yang sudah on board dan telah dikurasi produknya mencapai 150 produk, dengan kategori makanan olahan, makanan jadi, minuman olahan dan kerajinan (Craft),” lanjut Dimas.

Sumber informasi : antara news

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Popular

spot_img

Subscribe

Article
Related

Silaturahmi & Buka Bersama Sambil Konsultasi Bisnis dan Belajar Bikin Konten Video Produk Bersama Wiranesia

SuaraUMKM, Jakarta, 10 Maret 2025 – Menyambut bulan suci...

Revolusi Industri Kecil: Program IKM Berkah Siap Ubah Nasib 10.000 Peserta di Kalimantan Tengah!

SuaraUMKM, Jakarta - Kalimantan Tengah, 6 Maret 2025 –...

Profil 17 Mentor Wirausaha: Pendamping Top 350 PFpreneur 2024 dalam 3 Bulan Transformasi Bisnis

SuaraUMKM, Jakarta - Setelah berakhirnya tahap kurasi final Program...

Pertamina Foundation dan Wiranesia Inkubator Sukses Gelar Inaugurasi dan Pameran UMKM PFpreneur 2024

SuaraUMKM, Jakarta - Pertamina Foundation, bekerja sama dengan Wiranesia...