
SUARAUMKM – Dalam World Food Festival (WFF) yang dihelat oleh Kedutaan Besar Korea Selatan di Pretoria, Afrika Selatan pada 30 Mei hingga 03 Juni yang lalu, Indonesia menghadirkan nasi goreng dan sate ayam sebagai sajian kuliner khas Indonesia
Sebagaimana dilansir oleh kemlu.go.id, WFF yang digelar dalam format Food Exhibition, Cooking Class Experience , dan Movie Screening itu, diikuti oleh delapan negara yaitu Brazil, Indonesia, Iran, Filipina, Singapura, Afrika Selatan, Korea Selatan dan Sri Lanka.
Masing-masing peserta diwajibkan menghadirkan kuliner khas negaranya, seperti Singapura dengan mie nyonya laksa, Iran dengan kebab, dan Afrika Selatan dengan pap, kuliner pokok masyarakat Afrika Selatan yang terbuat dari bahan dasar jagung.
Uniknya, kuliner Indonesia menjadi salah satu favorit pengunjung. Salah satunya Marthin, seorang pengunjung asal Afrika Selatan, yang mengaku bahwa dirinya sangat menyukai rasa khas Nasi Goreng dan Sate Ayam yang baru kali itu dirasakannya.
Menurut pengakuannya, dirinya sempat mengantri sampai empat kali untuk memuaskan keinginannya menikmati kuliner tersebut.
“Saya mengantri sampai empat kali untuk menikmati (kedua) makanan ini, satu kali nampaknya tak cukup untuk saya,” ujar Marthin.
Selain itu, agenda acara yang tak kalah menarik pada gelaran WFF adalah Cooking Class Experience dan Movie Screening. Pada kedua acara tersebut, Indonesia menurunkan Soto Ayam dan Sembilan film pendek asal Denpasar, Bali.
Soto Ayam pada Cooking Class Experience memperlihatkan daya pikat tersendiri dimana dari sejak pendaftaran kursus kilat kuliner Indonesia tersebut dibuka, sudah fully booked.
Sebagian besar peserta yang mendaftar pada CCE Indonesia mengaku sangat puas dengan pengalaman memasak makanan Indonesia yang menurut mereka memiliki cita rasa khas tersendiri.
Seperti halnya diungkapkan oleh Stephanie Juliancy, salah seorang pengurus Dharma Wanita Persatuan KBRI Pretoria, yang bertindak sebagai instruktur pada CCE Indonesia.
“Banyak peserta yang mengungkapkan kepuasannya, terlebih ini merupakan pengalaman berharga bagi mereka,” terangnya.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan WFF, setiap negara peserta diminta menampilkan film lokal masing-masing dengan tema kuliner maupun tema-tema lainnya.
Sebagai dukungan kepada program pemerintah Indonesia untuk kembali mempromosikan Bali sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, maka khusus untuk program Movie Screening pada gelaran WFF, Indonesia tampil dengan film-film berlatar kehidupan sosial dan budaya masyarakat pulau dewata tersebut.
(Sumber: KBRI Pretoria/Kemlu.go.id)