
SUARAUMKM, Surabaya – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan bahwa implementasi sistem resi gudang (SRG) bertujuan untuk memberdayakan petani dan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Kamis (2/6/2022).
Pemanfaatan SRG nantinya juga bermuara pada peningkatan daya saing komoditas yang dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam seminar web (webinar) Literasi Sistem Gudang di Hotel JW Marriot, Surabaya, pada Selasa (31/5) yang lalu.
“Implementasi SRG yang semakin meluas akan membawa manfaat besar bagi perekonomian nasional, terutama dalam rangka pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi Covid-19. Untuk itu, kolaborasi dari hulu ke hilir serta dukungan berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun sektor swasta, sangat diperlukan dalam pengembangan SRG secara nasional,” jelas Wamendag Jerry dalam sambutannya.
Wamendag menambahkan, implementasi SRG dapat turut meningkatkan pemberdayaan petani, pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), serta daya saing komoditas.
“SRG juga dapat menjadi instrumen alternatif dalam mendukung perwujudan tata niaga dan distribusi komoditas, termasuk sebagai instrumen pembiayaan dan pengendali stok maupun harga komoditas pangan,” terang Wamendag.
Sebelumnya, Pemerintah telah menerbitkan peraturan tentang pemberian subsidi bunga kredit resi gudang melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2009 tentang Skema Subsidi Resi Gudang (S-SRG).
“Hal ini bertujuan meringankan beban bunga bank dalam pemanfaatan SRG, khususnya bagi petani, kelompok tani dan koperasi,” kata Jerry Sambuaga.
Selain itu, Kementerian Perdagangan juga telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 66/MDAG/PER/12/2009 tentang Pelaksanaan S-SRG.
Permendag tersebut mengatur subsidi bunga yang akan disalurkan melalui bank pelaksana yang ditunjuk Menteri Keuangan.
Pada Desember 2021, Peraturan Menteri Keuangan terkait S-SRG direvisi dengan PMK Nomor 187/PMK.05/2021.
Peraturan tersebut mengatur perbaikan substansi, seperti pemberian subsidi margin untuk kredit syariah, penambahan plafon pembiayaan, integrasi kredit usaha rakyat (KUR)dan S-SRG, serta hal lain yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan S-SRG.
Menurut Jerry, Penyaluran pembiayaan dalam skema SRG ini memberikan keuntungan tersendiri bagi Lembaga Kuangan Bank (LKB) maupun Lembaga Keuangan Non-Bank (LKNB).
Pertama, diatur dan dilindungi undang-undang SRGsecara khusus. Kedua, adanya jaminan yangbersifat likuid, yaitu berupakomoditas yang disimpan di gudang SRG yang tersertifikasi.
Ketiga, adanya perlindungan yang tinggi atas jaminan dan aktivitas penyaluran kredit yang relatif lebih aman dan menguntungkan.
Beberapa bank yang telah menyalurkan S-SRG hingga saat ini, yaitu Bank BRI, Bank BJB, Bank Jateng, Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Sumsel Babel, dan Bank Lampung.
Bank BNI dan Bank Sulselbar juga telah mendapatkan persetujuan sebagai bank penyalur S-SRG meski belum ada pembiayaan yang disalurkannya.
“Partisipasi pelaku usaha komoditas dalam memanfaatkan SRG juga semakin meningkat, baik sebagai badan usaha yang terlibat langsung mengelolagudang berbasis SRG maupun pelaku yang memanfaatkan SRG sebagai skema penyimpanan stok dan tunda jual, serta pembiayaan usaha,” imbuh Wamendag.
Plt. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengutarakan, menurut catatan Bappebti hingga awal 2022, terdapat 58 gudang yang menerbitkan resi gudang.
Adapun nilai komoditas yang diresi gudangkan sebesar Rp277,3miliar dengan nilai pembiayaan sebesar Rp170,7miliar
“Nilai tersebut cukup besar, namun masih terbuka peluang untuk meningkatkannyajika kolaborasi dari hulu ke hilir semakin diintensifkan. Pada kesempatan ini, Bappebti mengimbau para pengelola gudang di seluruh Indonesia, khususnyadi Jawa Timur, agar dapat memberdayakan petani, poktan, gapoktan, dan koperasi yang sudah menyimpan komoditasnya di gudang untuk dapat memanfaatkan S-SRGini,” imbau Didid dalam sambutannya.
Didid mengungkapkan, implementasi SRG saat ini di Indonesia telah semakin berkembang dan tersebar di beberapa daerah yang merupakan sentra penghasil komoditas, khususnya untuk komoditas pertanian.
Sejalan dengan itu, pemanfaatan SRG untuk komoditas lain, seperti kopi dan rumput laut, juga menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan terakhir, SRG untuk komoditas ikan juga telah diinisiasi di beberapa daerah sentra perikanan.
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021 yang mengatur tentang komoditas yang dapat diresigudangkan, terdapat tambahan dua jenis komoditas, yaitu gula kristal putih dan kedelai. Hingga saat ini, total 20 komoditas dapat diresi gudang kan.
“Jawa Barat, Jawa Tengah, dan khususnya Jawa Timur yang merupakan lumbung pangan nasional sudah selayaknya dapat mengoptimalisasipeluang ini sebagai upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para petaninya,” pungkas Didid.
Diketahui, dalam kegiatan yang mengangkat tema “Optimalisasi Pemanfaatan Skema Subsidi Resi Gudang oleh Pelaku Usaha SRG.” Turut hadir Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur Drajad Irawan
Hadir pula Direktur Sistem Manajemen Investasi Kementerian Keuangan Syafriadi, dan Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi.