
SuaraUMKM, Jakarta – Tantangan dunia kerja pasca kelulusan tak lagi hanya soal mencari pekerjaan, tapi juga tentang keberanian menciptakan peluang. Inilah semangat yang diusung dalam seminar bertajuk “Startup for Fresh Graduate” yang digelar pada Selasa siang, 3 Juni 2025 pukul 13.30 WIB. Acara ini dirancang khusus untuk memantik inspirasi dan membuka perspektif baru bagi para lulusan baru yang ingin menjajal dunia startup di tengah era digital yang serba cepat.

Dibuka dengan pemaparan dari Faransyah Agung Jaya, SE., MSF., ACC, atau yang akrab disapa Coach Faran, seminar langsung menyentuh inti persoalan: bagaimana memulai dengan keberanian dan pola pikir yang tepat. Dikenal luas sebagai Doctor Digital of Entrepreneurship, Coach Faran mengajak peserta melihat bahwa digitalisasi bukan sekadar tren, melainkan keharusan.
“Kita hidup di zaman di mana teknologi berubah lebih cepat dari rencana hidup kita. Kalau tidak siap secara mindset, kita akan tertinggal. Startup itu bukan soal besar atau kecil modalnya, tapi soal seberapa kuat keberanian dan visi digital kita,” tegas Coach Faran.
Sebagai pendiri Wiranesia Foundation, lembaga yang mendukung tumbuhnya wirausaha digital muda di Indonesia, Coach Faran membagikan strategi membangun bisnis dari nol, dimulai dari hal-hal sederhana namun berdampak besar. Ia menyebutkan pentingnya pemanfaatan tools digital, seperti platform daring untuk validasi ide, serta pentingnya membangun jejaring sejak dini.
“Mulailah dari masalah di sekitar. Jangan tunggu ide sempurna. Dunia tidak menunggu kesiapan kita. Yang penting, mulai dulu, iterasi nanti. Dunia digital memberi ruang bagi yang berani mencoba,” ujarnya penuh semangat, memancing antusiasme para peserta.

Sesi kedua dilanjutkan oleh Prof. Dr. Titik Taufikurohmah, S.Si., M.Si, Guru Besar Kimia dari Universitas Negeri Surabaya, yang memperkaya diskusi dengan pendekatan sains terapan. Ia menyoroti pentingnya menggabungkan riset dengan pasar, terutama dalam bidang kosmetik dan nanoteknologi. Prof. Titik menunjukkan bahwa inovasi bisa lahir dari laboratorium, namun harus disambut oleh pasar agar berdampak nyata.
“Lulusan baru jangan hanya berpikir menjadi pencari kerja. Jadilah pencipta lapangan kerja. Kita punya banyak riset potensial yang bisa dikembangkan menjadi produk unggulan,” tutur Prof. Titik.
Seminar ini menjadi ajang pembelajaran lintas disiplin—mengawinkan ilmu bisnis digital dan sains terapan. Dua narasumber dengan latar belakang berbeda namun saling melengkapi ini membuktikan bahwa jalan menuju kesuksesan startup bukanlah monopoli satu jurusan, tapi terbuka luas bagi siapa pun yang mau belajar dan bergerak.

Menutup sesi, Coach Faran kembali mengingatkan pentingnya membangun karakter wirausaha sejak dini.
“Jangan hanya menjadi pengguna teknologi, jadilah penciptanya. Kita tidak kekurangan ide, yang kita butuhkan adalah keberanian untuk mulai,” pungkasnya, diiringi tepuk tangan meriah dari peserta.
Dengan semangat kolaboratif dan dorongan kuat dari para pakar, seminar ini diharapkan mampu menanamkan benih keberanian dan inovasi dalam diri para lulusan baru, agar tak hanya siap menghadapi dunia kerja, tapi juga membentuknya.