
SuaraUMKM, Jakarta – Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia memegang peranan penting sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mencatat terdapat sekitar 64 juta UMKM di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, UMKM telah mempekerjakan 114,7 juta orang atau sekitar 56% dari tenaga kerja di Indonesia.
Kontribusi UMKM kepada perekonomian pun sangat besar terhadap PDB sebesar, yakni 60,51% atau senilai Rp9.580 triliun. Sumbangan UMKM untuk penyerapan tenaga kerja mencapai 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Angka-angka inilah menunjukkan pentingnya UMKM bagi perekonomian nasional.
Untuk semakin memperkuat dan mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak. Dalam hal ini sinergi bisa dilakukan baik oleh pemerintah, swasta, universitas, dan lembaga inkubator kewirausahaan guna mencapai tujuan tersebut melalui pendekatan pentahelix. Termasuk dalam pendekatan ini adalah pendampingan untuk memastikan keberlanjutan usaha UMKM.
Baca Juga : Coach Faran dari Wiranesia Ungkap Masalah Serius UMKM di Indonesia
Dalam upaya untuk mendukung pertumbuhan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia, Wiranesia Inkubator dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) telah menandatangani kerjasama strategis dengan 33 pemangku kepentingan (stakeholder) bidang UMKM pada Senin, (31/07) di Grand Indonesia West Mall, Jakarta Pusat. Acara yang dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, ini menjadi tonggak penting bagi 33 stakeholder yang terlibat.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang bersejarah ini menandai langkah maju yang signifikan dalam memperkuat ekosistem UMKM nasional. Melalui kerja sama ini, Wiranesia (Yayasan Wirausaha Sosial Teknologi Indonesia) yang di wakili oleh ketua Yayasan Wiranesia, Dany Laksana atau akrab disapa Coach Dany dan Apindo berkomitmen untuk meningkatkan dukungan dan penguatan bagi UMKM binaan agar mampu bersaing secara global dan berkembang secara berkelanjutan.

MoU ini mencakup berbagai inisiatif strategis yang bertujuan untuk mendorong inovasi, kreativitas, dan pengembangan keterampilan di kalangan pelaku UMKM. Kerja sama ini menjadi fondasi dalam hubungan kerja sama dengan asosiasi, perusahaan, pemerintah maupun lembaga dengan berlandaskan prinsip kemitraan dan saling memberi manfaat, khususnya dalam hal pengembangan fungsi kelembagaan khususnya antara Yayasan Wiranesia dan Apindo.
Ketua Yayasan Wiranesia, Coach Dany Laksana sangat antusias dengan kerja sama ini. Menurutnya, ini menjadi peluang dalam memajukan UMKM Indonesia sekaligus memenuhi komitmen Wiranesia dalam pengembangan UMKM yang sesuai dengan visi dan misi yayasan tersebut
Baca Juga : Silaturahmi Para Pelaku dan Penggerak Kewirausahaan Jawa Barat Sepakat Membantu UMKM Go Digital
“Kami sangat antusias dengan peluang kerjasama ini. UMKM merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia, dan kami berkomitmen untuk memberikan pendampingan, pelatihan, dan akses ke sumber daya yang dibutuhkan agar para pengusaha muda dapat tumbuh dan mencapai potensi penuh mereka,” ujar Coach Dany kepada Suara UMKM di sela-sela acara penandatanganan MoU Apindo UMKM Merdeka dengan mitra strategis UMKM di Grand Indonesia
Sementara itu, Ketua Umum Apindo, Ibu Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik kolaborasi ini. Menurutnya kerjasama dengan banyak stakeholder khususnya dengan Yayasan Wiranesia akan meningkatkan peran UMKM di Indonesia.
“Apindo selalu berupaya untuk meningkatkan peran dan kontribusi UMKM sebagai aset yang vital dalam perekonomian Indonesia. Kerja sama ini akan memberikan akses yang lebih luas bagi UMKM untuk mengembangkan kualitas produk dan daya saing mereka, serta membantu mereka dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi dan pasar,” jelas Shinta.

Dalam kerangka kerja sama ini, Yayasan Wiranesia dan Apindo akan menyediakan bimbingan dan akses ke jaringan yang luas bagi UMKM binaan. Ini termasuk dukungan keuangan, akses ke pasar, pelatihan manajemen, mentorship, dan fasilitasi kerjasama dengan perusahaan besar untuk pemasaran dan distribusi produk UMKM. Dukungan yang komprehensif ini dilakukan untuk terus mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia.
Selain itu, para pemangku kepentingan lain yang turut menandatangani MoU ini termasuk perguruan tinggi, lembaga keuangan, lembaga riset, dan berbagai asosiasi bisnis lainnya. Semua pihak akan berkontribusi dengan sumber daya, pengetahuan, dan keahlian masing-masing untuk mendukung UMKM binaan dalam mencapai kesuksesan dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Baca Juga : Apindo Gelar UMKM Merdeka Festival Tuk Tingkatkan Permodalan UMKM
Coach Dany Laksana menuturkan Kerja sama ini juga menekankan pentingnya penerapan teknologi digital dan inovasi dalam memperkuat daya saing UMKM. Yayasan Wiranesia dan Apindo akan berfokus pada pengembangan dan implementasi solusi teknologi terkini yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan yang banyak dihadapi oleh UMKM di era digital ini.
Sebagai negara dengan potensi ekonomi besar, langkah ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dengan UMKM sebagai motor penggerak. Jumlah UMKM yang mencapai 64 juta UMKM di seluruh Indonesia membutuhkan kerja sama banyak pihak. Bukan hanya pemerintah atau satu-dua stakeholder saja. Melainkan segenap potensi yang ada di Indonesia untuk secara menyeluruh mendorong pertumbuhan UMKM di Indonesia.
Tentang Yayasan Wiranesia
Yayasan Wiranesia adalah sebuah organisasi think tank yang didirikan oleh Coach Faran dengan nama lengkap Dr. Faransyah Agung Jaya, SE, MSF, ACC untuk menciptakan dan menjalankan Ekosistem dan Platform UMKM naik kelas berbasis digital dan sosial demi membangun ekonomi kerakyatan berbasis desa menuju masyarakat Indonesia yang maju dan sejahtera bersinergi dengan para pemangku kepentingan disetiap Kabupaten dan Kota di Indonesia
Tentang APINDO
Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menjadi representasi tunggal Dunia Usaha yang dibentuk sejak 31 Januari 1952. APINDO meliputi Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) yang berada di 34 Provinsi, dan ratusan Dewan Pimpinan Kota/Kabupaten. Organisasi yang pada awalnya memfokuskan perhatian pada isu Hubungan Industrial dan Ketenagakerjaan, saat ini semakin dinamis dengan melibatkan diri pada sejumlah sektor, diantaranya investasi.