
SuaraUMKM, Jakarta – Patung Jenderal Sudirman di Dukuh Atas, Jakarta Pusat (Jakpus) kembali menjadi sasaran aksi vandalisme.
Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berharap tak ada lagi aksi vandalisme di patung pahlawan nasional itu. Dikutip dari detik.com, “Kami minta teman-teman mari kita hormati pembangunan yang ada, jangan ada vandalisme, apalagi di Patung Jenderal Sudirman,” kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/6/2022).
“Kita jaga semua tempat, jangan ada lagi vandalisme,” sambungnya.
Riza meminta masyarakat tidak sekadar menghormati keberadaan Patung Jenderal Sudirman yang didirikan di jalan protokol Jakarta itu. Dia meminta semua pihak turut menghargai nilai-nilai perjuangan Jenderal Sudirman.
“Apalagi patung itu tidak sekadar memberikan penghormatan kepada Jenderal Sudirman, tapi bentuk kita meneladani perjuangan Jenderal Sudirman,” ucapnya.
Patung Jenderal Sudirman Jadi Korban Vandalisme
Sebagaimana diketahui, patung Jenderal Sudirman di Dukuh Atas, Jakpus, sudah berkali-kali ternodai oleh aksi corat-coret atau vandalisme orang usil. Untuk kesekian kalinya coretan itu dihapus.
Pada 2015, patung sang pahlawan ini dua kali menjadi korban vandalisme. Saat itu, patung ini sempat dicorat-coret di bagian penyangganya yang setinggi 5,5 meter itu.
Kemudian pada Juni 2022, Patung Jenderal Sudirman kembali menjadi korban vandalisme. coretan cat putih terdapat di bagian bawah batu pertama patung. Coretan terdapat di sisi depan dan samping patung Sudirman.
Dimintai konfirmasi terpisah, Lurah Karet Tengsin Hari Ananda menduga aksi vandalisme itu dilakukan saat malam hari. Sebab, pada pagi hari petugas PPSU sudah menemukan patung itu telah dicoret-coret.
“Jadi tadi pagi kami dapat informasi dan langsung kami hapus. Siapa yang mencoret kami nggak tahu. Mungkin kejadiannya malam,” kata Hari saat dimintai konfirmasi, Minggu (19/6).
Hari mengatakan petugas PPSU langsung membersihkan coretan di patung. Saat ini, kondisi patung sudah terbebas dari coretan vandalisme.