spot_img

Kisah Ahmad Aryadi Pengusaha Resto Pecak Belut

SUARAUMKM.COM, Tangerang – Ahmad Aryadi, warga Kecamatan Cikupa Kabupaten Tangerang, tak menyangka bisa mempunyai usaha resto belut. Sebelumnya, Ia memiliki kehidupan kelam.

Aryadi pernah menjadi seorang debt collector selama belasan tahun. Bahkan dirinya mengaku pernah dikeroyok oleh warga satu kampung. Sampai tak sadarkan diri.

Tak hanya itu, pria berusia 42 ini juga pernah berjualan kacang keliling. Demi mencari kehidupan yang lebih baik. Apa pun dilakukan Aryadi.

“Tahun 2007 mulai menjadi debt collector sampai 2010. Ceritanya saya insaf dan memilih jualan kacang, tapi hanya bertahan selama 10 bulan,” ujarnya

Aryadi merasa, penghasilan dari jualan kacang tidak semulus ketika menjadi debt collector. Ia pun kembali terjerumus ke pekerjaan lamanya. Hingga awal januari 2019.

Begitulah Aryadi. Memiliki masa lalu kelam tentu bukan harapan. Penyesalan selalu datang terlambat. Tapi Aryadi percaya, kesempatan selalu ada bagi mereka yang mau berubah.

Titik balik kehidupan Aryadi ketika kawannya mengajak untuk bergabung di suatu komunitas. Ia merasa benar-benar meninggalkan masa lalunya.

“Semenjak gabung komunitas, hidup terasa lebih baik. Tidak seperti kerjaan lama, saya merasa selalu ada musibah dan sering tidak bisa tidur karena hati tidak pernah tenang,” ungakpnya.

Kini, Aryadi merasa hidupnya selalu dikelilingi orang-orang baik. Teman-teman di komunitas mendorong Aryadi untuk membuka usaha.

“Januari 2019 mengikuti program CAR. Di dalam komunitas tersebut saya berkumpul dengan orang-orang positif, sampai terwujud ide untuk buka resto kecil dengan menu andalan pecel belut dan pecak belut,” tutur Aryadi.

Pria yang tinggal di Perumahan Mulya Asri Kecamatan Cikupa ini beralasan, memilih sajian belut lantaran di daerahnya belum ada rumah makan dengan konsep serupa.

Bagi sebagian orang, belut menjadi olahan tak biasa. Namun, jika pengolahan yang tepat, rasanya akan terasa nikmat.

BACA JUGA :  Kiat dorong digitalisasi UMKM agar naik kelas di era digital

Aryadi memberi nama rumah makanan itu dengan nama Saung Raden 02. Menawarkan menu spesial pecel dan pecak belut.

Meski kondisnya terlihat sederhana, namun Saung Raden 02 selalu ramai oleh pembeli. Tak kurang dari 70 porsi terjual setiap harinya.

Dirinya mengaku tidak terlalu banyak mengeluarkan modal untuk membangun usahanya. Modal yang dikeluarkan Aryadi hanya 16 juta. Lantaran teman-temannya turut menyumbang.

Mulai dari tenaga hingga bahan material. Bahkan untuk urusan pemasaran pun turut dibantu teman-teman komunitas. Ikut mendorong Aryadi ke arah yang lebih baik.

“Kalau dikira-kira untuk total keseluruhan pembuatan Saung Raden 02 bisa mencapai 40 juta,” ujar Gondrong, sapaan akrabnya.

Menurut Ayah 4 anak ini, sebagai seorang pengusaha pemula, dirinya dituntut untuk menjadi kreatif agar usahanya bisa berjalan dengan baik.

“Saya banyak belajar manajemen dan kreativitas. Alhamdulillah usaha pecel dan pecak belut saya perlahan mulai menunjukkan kemajuan. Setidaknya saat ini masih berjalan lancar,” terang Aryadi.

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Popular

spot_img

Subscribe

Article
Related

Silaturahmi & Buka Bersama Sambil Konsultasi Bisnis dan Belajar Bikin Konten Video Produk Bersama Wiranesia

SuaraUMKM, Jakarta, 10 Maret 2025 – Menyambut bulan suci...

Revolusi Industri Kecil: Program IKM Berkah Siap Ubah Nasib 10.000 Peserta di Kalimantan Tengah!

SuaraUMKM, Jakarta - Kalimantan Tengah, 6 Maret 2025 –...

Profil 17 Mentor Wirausaha: Pendamping Top 350 PFpreneur 2024 dalam 3 Bulan Transformasi Bisnis

SuaraUMKM, Jakarta - Setelah berakhirnya tahap kurasi final Program...

Pertamina Foundation dan Wiranesia Inkubator Sukses Gelar Inaugurasi dan Pameran UMKM PFpreneur 2024

SuaraUMKM, Jakarta - Pertamina Foundation, bekerja sama dengan Wiranesia...