spot_img

2024 Jadi Tahun Penting Bagi Ekonomi Digital Indonesia, Ini Sebabnya

Tangkapan layar Populix Outlook Report: Indonesia Digital Economy in 2024. (Dok. Populix)
Tangkapan layar Populix Outlook Report: Indonesia Digital Economy in 2024. (Dok. Populix)

SuaraUMKM, Jakarta – Transaksi jual beli online atau e-commerce diprediksi akan terus merajai dan menjadi tren dalam ekonomi digital Indonesia pada tahun 2024. Menurut hasil survei Populix, 54 persen masyarakat telah beralih ke e-commerce, dan 64 persen di antaranya menggunakan metode transaksi nontunai. Hal ini menjadi perbincangan dalam acara Indonesia Digital Economy 2024 pada Kamis (7/12/2023).

Timothi Astandu, Co-Founder Populix, menyatakan bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun yang penting bagi ekonomi digital di Indonesia. Oleh karena itu, Populix melakukan sejumlah penelitian untuk menyusun outlook ekonomi digital tahun 2024. Berdasarkan hasil survei dan pemetaan, beberapa sektor ekonomi digital diprediksi menjadi tren utama di tahun mendatang.

E-commerce ini kemungkinan akan mengubah konsumen dalam berbelanja di tahun mendatang dengan penggunanya semakin meningkat,” katanya dalam sambutan sebagaimana dipantau media secara daring.

Indah Tanip, Head of Research Populix, menambahkan bahwa berdasarkan survei yang mencakup 1.000 responden dari 16 kelompok masyarakat, penggunaan e-commerce mendominasi dengan persentase 54. Sebanyak 42 persen masyarakat masih memilih berbelanja langsung ke toko fisik, sementara 3 persen melakukan pembelian melalui social commerce, terutama dari generasi Z.

“Lebih dari setengahnya masyarakat lebih prefer belanja di e-commerce, ini perlahan sudah jadi kebiasaan dan terus meningkat, meski ada separuhnya [dari survei] mereka berbelanja di toko secara langsung,” katanya.

Baca Juga : Tren Konsumen Digital Akan Berubah, UMKM Go Digital Harap Simak Ini

Tren berikutnya yang diprediksi akan semakin berkembang adalah fintech dan layanan pembayaran, di mana metode pembayaran nontunai akan semakin menjadi tren di 2024. Tren pembayaran nontunai ini sejalan dengan perubahan perilaku masyarakat, yang kini lebih cenderung menyimpan uang secara digital, seperti melalui aplikasi perbankan mobile, QRIS, dan dompet digital.

BACA JUGA :  Pelatihan Digital Marketing Rumah BUMN Tarakan Fokuskan Peningkatan Branding Dan Keahlian Marketing UMKM

“Dari survei kami 64 persen masyarakat melakukan pembayaran dengan cashless, baik menggunakan mbanking, QRIS dan e-wallet, kemudian 24 persen membayar cash. Debit, paylater kini semakin jarang digunakan dengan angka 8 persen dan 4 persen,” katanya.

Timothi menjelaskan bahwa tren lainnya yang diantisipasi adalah logistik dan layanan pengiriman. Jenis barang yang paling banyak dibeli secara online meliputi makanan dan minuman sebesar 70 persen, perawatan tubuh 68 persen, fashion 66 persen, produk kecantikan 58 persen, kesehatan 41 persen, dan peralatan dapur 38 persen.

Prediksi tren selanjutnya adalah pengalaman berwisata secara online dan layanan pengiriman makanan dan minuman, yang semakin diminati dan diperkirakan akan menjadi tren lebih lanjut pada tahun depan.

“Kemudian food and beverage delivery, ini juga sekarang sudah banyak diminati dan tahun depan semakin jadi tren,” ujar Timothi.

Baca Juga : Kolaborasi Pertamina dan Wiranesia Latih Ribuan Womenpreneur Melalui PFpreneur

Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag menekankan bahwa ekonomi digital terus berkembang, didukung oleh peningkatan penetrasi internet yang mencapai 79 persen atau 5 juta orang yang terhubung dengan internet pada 2023. Dampaknya terlihat pada nilai ekonomi Indonesia yang meningkat dari 70 miliar dolar AS pada 2021 menjadi 146 miliar dolar AS pada 2023.

“Peran ekonomi digital akan terus tumbuh menjadi 23,6 persen dari PDB nasional di 2030. Hampir sama dengan kontribusi dari ekspor barang dan jasa saat ini angkanya 24-25 persen terhadap PDB nasional,” ujarnya.

E-commerce menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan terbesar dalam ekonomi digital. Bank Indonesia memproyeksikan transaksi e-commerce pada tahun 2023 mencapai sekitar Rp533,5 triliun, meningkat sekitar 12 persen dibandingkan dengan tahun 2022. Pemerintah pun terus mendorong penggunaan produk digital di masyarakat, menginisiasi kebijakan, dan melibatkan generasi muda dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jenis ini.

BACA JUGA :  GoFood Culinary Bazaar KKT G20 Momentum Perluas Pasar UMKM Lewat Aplikasi Digital

“Dukungan itu di antaranya pembangunan infrastruktur telekomunikasi, investasi start up, UMKM go digital, program bangga buatan Indonesia,” ungkapnya.

Sumber : Harian Jogja

spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Popular

spot_img

Subscribe

Article
Related

Desain Jadi Lebih Mudah! Ini Tips Memakai Canva untuk Pemula yang Ingin Tampil Profesional

SuaraUMKM, Jakarta – Di tengah arus digitalisasi yang semakin...

Workshop Amerop Business Academy Latih Generasi Muda Hadapi Masalah Nyata Bisnis Global

SuaraUMKM, Jakarta, 10 April 2025 – Dalam rangkaian program...

Kolaborasi Lintas Sektor, PPIDK Amerop Gelar Webinar Internasional untuk Cetak Inovator Muda

SuaraUMKM, Jakarta, 10 April 2025– Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia...

Tips Foto Produk Modal HP, Tapi Hasil Kayak Studio.

SuaraUMKM, Jakarta – Foto yang bagus dan menarik sudah...