
SuaraUMKM, Jakarta – Country Director Tongdun TrustDecision, Peter Sugiapranata, mengatakan pentingnya bagi UMKM untuk go digital atau memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mengembangkan bisnis mereka dan meningkatkan akses ke skor kredit yang lebih akurat dan cepat.
“Itu (go digital) sangat membantu penyedia data ICS (innovative credit scoring) memberikan skor yang lebih akurat di mana skor itu dapat menjadi acuan bagi pemberi kredit. Kalau tidak digital, juga lebih lambat, tidak sebaik (UMKM) yang sudah digital,” ujar Peter dalam Media Clinic AFTECH bersama Tongdun TrustDecision secara daring, di Jakarta, Rabu.
Dengan memanfaatkan teknologi dan alat pendukung daring, UMKM dapat menciptakan jejak bisnis yang lebih komprehensif. Ini memungkinkan penyedia data ICS, seperti Tongdun, untuk memberikan skor kredit yang lebih akurat berdasarkan data bisnis yang lebih lengkap.
Baca Juga : CLBK, Inovasi Baru Sleman Cek Kesehatan Bisnis Pelaku UMKM
Selain mendapatkan skor kredit yang akurat dan cepat, Peter juga menyampaikan bahwa UMKM harus go digital agar bisa mengoptimalkan pengembangan bisnis mereka. Ini akan membantu UMKM memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Pendapat serupa diungkapkan oleh Direktur Pemasaran, Komunikasi, dan Pengembangan Masyarakat Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Abynprima Rizki. Menurutnya, UMKM di Indonesia harus memiliki pemahaman yang cukup tentang bagaimana membentuk skor kredit yang baik, termasuk melalui digitalisasi.
“Jadi, pemahaman UMKM dalam membentuk sebuah kredit skor yang bagus itu penting. Itu menjadi stimulus yang penting banget supaya mereka dapat mengakses sistem permodalan dan pembiayaan yang lebih baik,” ucap Abyn.
Baca Juga : 70 Persen UMKM Masih Terkendala Pemasaran dalam Digitalisasi
Innovative Credit Scoring (ICS) adalah layanan yang dapat membantu masyarakat yang tidak memiliki akses ke lembaga keuangan, atau yang sering disebut sebagai “unbanked” untuk mendapatkan akses ke kredit. ICS menggunakan sumber data alternatif, termasuk data belanja online, data telekomunikasi, dan jejak media sosial, untuk memberikan skor kredit.
Skor atau nilai kredit tersebut digunakan oleh pemberi pinjaman, baik bank maupun perusahaan pembiayaan, untuk menilai risiko kredit dari calon debitur. Dengan begitu, inovasi dalam penilaian kredit dapat membantu UMKM mengakses sumber dana yang lebih besar untuk pertumbuhan dan pengembangan usaha mereka.
Sumber : Koran Jakarta