KEMENTERIAN Pertanian terus mengembangkan alat mesin pertanian (alsintan) yang membuat proses bertani menjadi lebih efisien, cepat, dan produktif. Salah satunya ialah rice transplanter riding yang digunakan Presiden Joko Widodo di Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (30/11/2021).
Bersama para petani di Desa Buluagung, Kecamatan Karangan, Jokowi mengendarai sendiri mesin penanam padi di areal kurang lebih 75 hektare. Ia ditemani sejumlah pejabat seperti Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Jawa timur Khofifah Indar Parawansa.
Kepala Balai Besar Mekanisasi Pertanian Kementerian Pertanian Agung Prabowo mengatakan, inovasi alsintan dilakukan sesuai dengan arahan Syahrul Yasin Limpo. “Litbang Kementan terpacu mengembangkan alsintan,” ujar Agung dalam keterangan di Jakarta, Rabu (1/12/2021).
Alat lain yang dikembangkan ialah mesin tanam padi tipe long mat. Karpet bibit padi di mesin itu terpasang lebih panjang sehingga re-feeding bibitnya kurang lebih 1500 m². Kecepatan kerja 2,0 KM/jam dan kapasitas kerja 0,36 ha/jam atau 3 jam/ha.
“Dengan kapasitas lebih besar, mesin tersebut mengefisiensikan waktu penanaman dan feeding bibit di lahan saat penanaman. Ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan SDM pertanian di Indonesia,” lanjut dia.
Pihak Kementerian Pertanian juga mengembangkan mesin tanam padi jajar legowo tipe riding dan robot tanam padi dengan sistem kendali jarak jauh (remote). Mesin ini telah mengaplikasikan internet of thing (IoT) melalui GPS sehingga mampu bekerja secara mandiri.
“Kami ingin makin lama makin banyak milenial yang tertarik bertani. Alat-alat ini menjadi daya tarik regenerasi petani. Bertani lebih efisien, produksi meningkat dengan adaptasi teknologi. Menggarap sawah pun gak perlu berlama-lama,” tutur Agung.
Seorang petani padi dari Kecamatan Karangan, Nur Herdianto, berharap petani muda untuk ikut bergerak dalam bidang pertanian. Menurut Nur, pertanian merupakan sokoguru untuk ketahanan di Indonesia sehingga harus digencarkan regenerasi.
“Kehadiran petani muda sangat dibutuhkan karena saat ini jumlah petani terus berkurang dan sebagian besar petani sudah berusia lanjut,” imbuhnya. (RO/A-3)